Saya
mempunyai seorang teman cowok satu kantor di sebuah perusahaan swasta
di kota Temanggung (Jawa Tengah). Dia biasa bertugas untuk menemui klien
jika calon klien minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan
dari perusahaan. Kebetulan hari itu Sabtu, biasanya jarang sekali ada
calon klien yang minta ditemui pada hari itu, tapi sekitar pukul 10 pagi
ada telepon dari salah satu calon klien dari kota Parakan (lebih kurang
jaraknya jika ditempuh dari kota Temanggung sekitar 45 menit) minta
penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan. Segera temanku
(sebenarnya posisi dia dikantor adalah bawahanku, karena aku adalah
kepala cabang) berangkat menuju Parakan bersama Andi (anak buahku juga).
Tinggal kami bertiga dikantor, saya, Indra,dan beni.
Sekitar
jam 11.30 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Saras, kami tahu
dia adalah pacarnya Anto. Kami persilahkan Saras untuk masuk dan
menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Saras juga bilang kalau
memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor. Saras waktu itu baru pulang
dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami
berempat berbincang-bincang diruang tengah. Saras duduk di kursi meja
kantor Anto. Saras mengenakan blazer warna coklat dengan rok span diatas
lutut. Cantik.
Dari
postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti
akan tergiur untuk mencicipinya. Saras, 21 tahun, mempunyai tinggi
kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34B,
dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.
Sekitar
jam 12.15 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda
belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi
dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat
calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ.
Anto juga sempat bebincang dengan Saras untuk sabar menunggu.
Kami
pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga
menggoda Saras dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto.
Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama
kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari
tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.
“Saras, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Saras.
“Ah...mas Indra...tanyanya kok gitu...rahasia dong”, jawab Saras malu-malu.
“Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ....”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.
“Ah....mas Indra...”, jawab Saras lagi.
Pembicaraan
seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Saras dengan
pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Saras sudah
sering berhubungan badan dengan Anto dari cerita Anto sendiri. Dan hal
itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Saras.
"Eh,
kalian berdua jangan “nganggurin” Saras gitu donk, kasih Saras “minum”
..!" perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya
Indra dan Beni tahu apa maksudku.
"Oh
iya, sori Saras, maaf Boss.....!" jawab Beni sekenanya sambil pura-pura
berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi
Saras dan hal itu tidak disadari Saras. Diluar hujan semakin deras!
Dengan gerakan kilat Beni merangkul Saras dari belakang....
"Gini..,"
kata Beni dengan mendekap erat Saras. "Kamu pikir deh Saras... umurmu
baru 21 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu" lanjut Beni
semakin erat mendekap Saras yang meronta dan terkejut mendapat
perlakuan seperti itu.
"Ah ... apa-apaan ini" teriak Saras , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.
Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.
Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Saras.
"Diam...sebentar Sar..!" perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Saras pakai.
Lalu
Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Saras
dan sambil bicara kepada saya, "Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.
Saras
semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra
membungkam erat mulut Saras. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya
hujan.
"Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami" timpalku.
"Permainan apa .....?" tanya Saras dengan ketakutan.
Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Saras seperti ini. Saya jadi tambah horny....
"Ok-ok
..baik..," kata Saras tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku
sering berhubungan badan dengan mas Anto....tapi jangan ceritakan
kejadian ini... aku mau melayani permainan kalian...”, kata Saras
membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
Tiba-tiba
saja Saras langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir..
Otomatis saya merespon. Lidah kami saling 'bergerilya'. Kemudian ciuman
Saras berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke
bibir Indra. Aku jilati leher Saras, terus dia juga menjilati kuping
Indra.
Tanpa sadar Saras mendesah, "Ahh, enak, Mas... terus..!"
"Sekarang aku buka baju kamu....! Tapi tangan kamu tetap diam.... boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..!" kataku.
"Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditelanjangi dulu..!" jawab Saras.
Dengan
cepat aku membuka baju Saras dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya
Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Saras. Dinaikkannya BH Saras
sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Saras.
"Ahh, enak gigitannya...." Saras mendesah pelan.
Samar-samar saya melihat Saras sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.
Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Saras untuk saya remas-remas.
Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Saras.
"Pokoknya santai saja Sar...!" kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Saras.
"Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!" ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Saras.
"Kamu
tahu saja kesukaan kami..!" kata Indra, "Dan kamu seksi banget dengan
CD warna ini, bikin kita horny....!" kataku. Dan sekarang Saras sudah
berjongkok untuk dia mulai ber-'karaoke'.
"Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Sar..!" kata saya sambil mendesah.
Kurang
lebih 15 menit Saras telah ber-'karaoke' terhadap pen|s kami bertiga.
Kemudian Saras dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan
pakaian dalamnya.
"Sekarang...sentuh tubuh telanjangku....!" kata Saras memerintah kami bertiga.
Kesempatan
ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Saras di lantai
dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot
habis kedua putting Saras sedangkan Indra melumat habis bibir Saras.
.Samar-samar saya mendengar Saras mulai mendesah.
Kali
ini saya gantian ke buah dada Saras, saya menjilati dulu pinggirnya
secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh
sedikit pun puting Saras.
Dan Saras kemudian bicara, "Ayo isep... puting saya..!"
"Wah ini saatnya ..!" pikir saya dalam hati.
"Kamu minta diisep puting kamu..!" jawab saya sambil tersenyum.
Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Saras terkapar pasrah.
Tidak
lama setelah saya memainkan buah dada Saras, saya turun lagi ke
vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vag|na Saras yang begitu halus dan
dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Saras.
"Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!" sahut Saras sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.
"Ahh....aku mau keluar," lirih Saras.
Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Saras keluar diiringin teriakan dari Saras.
"Mas, kamu kok hebat ....mainin memekku..?" kata Saras terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja.
"Masukin punya mas...sekarang..!" pinta Saras.
"Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!" jawab saya.
Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.
"Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!" teriak Saras.
Mendengar
suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi
penisku sudah dari tadi menunggu giliran 'masuk'. Maka langsung saja
saya memasukkan penis saya ke vagina Saras.
"Sempit banget memek Saras...!" pikir saya dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga penis saya ke vagina Saras
"Sar...memek kamu enak dan sempit ...." kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Saras yang sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Saras yang terus mendesah dan teriak.
"Terus mas... tambah cepet ..!"
Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan penis mereka sudah menegang.
"Sabar ...tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Saras ini..!" jawab saya sambil sambil menggoyangkan Saras.
Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.
Tidak lama kemudian Saras minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.
Kami pun berganti posisi.
"Ahh.., enakk.., penis mas terasa banget didalam..!" teriak Saras sambil merem melek.
5 menit kemudian Saras teriak, "Ahh.., aku keluar lagi..!" dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.
Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.
Kali ini kembali Saras menjerit, "Terus... mas..!"
Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.
"Sar, mau keluarin dimana..?" tanya saya.
"Di muka saya saja." jawabnya cepat.
Kemudian, "Croott.., crott..!" sperma saya saya keluarkan di wajah Saras.
Kemudian
Saras dengan cepat membersihkan penis saya, bahkan saya sampai ngilu
dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya
melihat Beni dan Indra meremas pen|s masing-masing dan dia pun melihat
Saras dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.
Tiba-tiba
saja Indra mencium Saras dengan ganasnya. Secara otomatis Saras
membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Saras dan dada
Saras. Saras hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Saras
diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah
bawah.
"Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi.....!" kata Indra dengan suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vagina Saras dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.
"Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!" timpal Saras.
Kemudian
Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Saras dan segera
menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke
yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Saras.
"Yang kencang mas..!" kata Saras lirih.
Kurang
lebih 5 menit Beni memainkan dada Saras, kemudian Beni turun ke
vaginanya. Tampaklah vag|na Saras yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang
rapih itu sudah tampak basah.
"Memek kamu sudah basah Sar.., sudah ngga tahan yach..?" kata Beni sambil tersenyum.
Saras
hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian
Beni mendekatkan mulutnya ke depan vag|na Saras, dan langsung Beni hisap
jilati vagina Saras
"Teruss..! Enak...mas!" itulah suara yang terdengar dari mulut Saras.
Setelah
10 menit Beni memainkan vagina Saras, Beni melakukan gerakan lebih
jauh. Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vag|na Saras.
"Pelan-pelan....!" kata Saras.
Beni hanya tersenyum dan segera mencium Saras, dan Saras pun membalasnya dengan penuh semangat.
Bless,
seluruh pen|s Beni kini berada di dalam vag|na Saras. Dan tanpa
dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Saras.
Saras memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Saras
yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh
kenikmatan.
5 menit kemudian Saras ingin berganti posisi.
"Gantian dogy ...!" pinta Saras
Beni turuti saja kemauan Saras.
"Bless,
bless.., bless..!" sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang
berlomba, karena vag|na Saras sudah basah dan menurut Beni, Saras tidak
lama lagi akan keluar.
Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Saras teriak, "Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!"
Kemudian
Saras langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara penis
Beni masih tertancap dalam vag|na Saras. Beni segera menggerakkan
penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin
keluar.
"Keluarin di mana Sar..?" tanya Beni.
"Di dalam .....!" jawab Saras dengan suara yang terbata-bata.
Lalu, "Crott, crott..!" penis Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.
"Ahh..!" Beni bersuara dengan keras, "Enak....!" lanjut Beni.
Kemudian
Beni langsung rebah di sebelah kanan Saras, sementara Indra tersenyum
memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Saras.
"Wah capek kamu Saras..?" tanya Indra.
Saras yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.
Setelah istirahat beberapa menit, Saras melanjutkan meladeni permainan Indra.
Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Saras. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Anto datang.
Cerita Sex :Memek Pacar Temanku Lebih Enak